Sebuah Tes Buktikan Jika Bahaya Gunakan Telepon Saat Mengemudi


Meski beberapa orang tak setuju jika mengirim pesan lewat SMS atau BBM bisa menimbulkan bahaya seperti kecelakaan, hal ini tak berlaku ketika si pengemudi sedang menerima atau melakukan panggilan. Aktivitas menelpon ini sama bahayanya ketika si pegemudi sedang berbincang-bincang dengan penumpang lain. Di berbagai negera lain termasuk Indonesia, menggunakan ponsel ketika berkendara bisa dikatakan sebagai tindakan melanggar hukum.

Bahkan pengujian yang banyak dilakukan membuktikan jika menggunakan ponsel baik untuk menerima panggilan atau SMS bisa beresiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Distraksi ketika menerima SMS berefek lebih parah lagi, yang paling terlihat adalah menurunnya kecepatan. Waktu tempuh pun lebih lambat 13 detik menjadi 1 menit 53 detik. Dari 5 kali penarikan tuas rem parkir, hanya 1 kali yang mampu dideteksi.

Selain itu terjadi perpindahan gigi lebih kasar dan di putaran tidak tepat. Perpindahan jalur tak semestinya juga terjadi. Dari pengujian tersebut, terbukti jika meski pengemudi sudah menurunkan kecepatan, mengirim SMS saat di balik setir mampu menghilangkan konsentrasi serta kecekatan mengemudi. Penurunan 13 detik di sirkuit itu berarti menurunnya kecepatan rata-rata sekitar 10 km/jam. Di jalan dengan lalu-lintas padat, reaksi terhadap kendaraan di depan menurun. 

Tak heran cukup mudah bagi kita menge­tahui siapa pengemudi yang sedang ber-SMS sambil mengemudi.  Lihat saja siapa yang menyetirnya lambat bagai baru belajar mengemudi. Sedangkan aktivitas bertelepon mengundang bahaya cukup besar juga. Memang kecekatan tangan tak seburuk ber-SMS, apalagi bila memakai handsfree. Tapi tanpa sadar, kita bisa meningkatkan kecepatan dengan diiringi menurunnya konsentrasi. Fatalitas lebih mudah terjadi di aktivitas seperti ini.Jadi kesimpulannya jelas, letakkan ponsel Anda saat mengemudi. Gunakan hanya sebelum atau setelah mengemudi.
  

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.